Jumat, 12 Maret 2010

SEJARAH DESA ADIPASIR

CIKAL BAKAL DESA ADIPASIR

BAB I

Desa yang bernama Adipasir asal usulnya saluran dari geger Mataram / geger Kraton Mataram.

Geger Kraton Mataram itu akibat dari perbuatannya Pangeran Diponegoro ketika tahun 1830.

BAB II

Adapun di Pulau Jawa ada beberapa keratin, tidak hanya Mataram saja. Seperti Cirebon, Banten, Kediri, Lumajang, Demoak dan sebagainya.

Semua ratu di tanah jawa dipangku oleh Ratu Kraton Mataram. Mula jaman dulu Kraton Mataram Sang ratu jejuluk Kanjeng Susuhunan Mangkurat, maksud Mangkurat manguku ratu. Sesudah umur lanjut pergi mertapa sampai meninggal di desa Tegalarum, mula sampai sekarnag jejuluk ratu itu Kanjeng Susuhunan Mangkurat Tegalarum.

BAB III

1. Kanjeng Susuhunan mempunyai saudara kandung bernama Pangeran Puger dan mempunyai putra sebelum menjadi ratu Pangeran Diponegoro
2. Setelah Susuhunan diangkat ratu, mempunyai putera jika tak salah bernama Sentot. Setelah Sentot. Setelah Sentot berumur 3 tahun Sang Ratu / kanjeng Susuhunan pergi mertapa sampai meninggal di Tegal Arum
3. Maka dari itu menurut pendapat Pangeran Puger selaku pamannya Diponegoro memutuskan bahwa Sentot yang diangkat ratu Mataram. Walaupun beliau usia 3 tahun ialah anak ratu. Bukan Pangeran Diponegoro yang lebih tua, karena Pangeran Diponegoro anak sebelum diangkat menjadi ratu. Setelah diangkat menjadi ratu Kanjeng Susuhunan melahirkan Sentot maka dari itu yang diangkat ratu adalah Sentot

BAB IV

Sentot diangkat menjadi ratu umur baru 3 tahun, belum sempurna pikirannya. Maka dari itu P. Diponegoro menjadi embar-embarnya Sentot, dan mengatur pemerintahan seluruh keratin Mataram.

Adapun yang menjadi embank-emban dalam istana yaitu Pangeran Suradipraya mengatur nara praja dalam istana antara lain, para tumenggung-tumenggung para naryaka-naryaka dan lagi para Alim Ulama, para wiku-siku / pandita dan para niyaga gamelan Keraton lagi pula para empu jimat kraton seperti keris, tumbak, dsb.

BAB V

Pada waktu tahun itu semua para ratu dipulau jawa merasakan enak dan kepenaknya yaitu adanya adil pala marta pasir wukir loh jinawi gemah aripah karta raharja. Subur kang sarwatinandur, murah kang sarwo tinuku, pari basan janman mara jamla mati, setan mara ya mati. Sebab ratu mataram itu sudah kabul pengonang onang dalam seluruh dunia suatu ratu yang sekti mandra guna sebab beliau mempunyai jimat berupa tumbak yang bernama : meriyam Nyai Setomi dan Mariyam yang bernama : Kyai Barang Antong

BAB VI

Tan kocapa pada waktu itu dinegeri sepayol sudah ada Kulit Putih yang mendarat selaku telik durat mala dari negeri Nedeuland, utusan dari ratu Nedeulan yang bernama : Sri Baginda Maka Raja Putri Wilhelminah. Kulit Putih tersebut selama di negeri sepanyol langkah pertama purak-purak berdagang, sampai dapat hubungan dengan raja Sepanyol.

Lama kemudian Kulit Putih itu dapat menyampuri urusan pemerintahan negeri sepanyol, dan achirnya Ratu Sepanyol tunduk kepada Kulit Putih. Seterusnya Negara Sepanyol diadakan penjagaan yang lebih kuat dipimpin oleh serdadu Nedeulan.

Lama kemudian Kulit bPutih mempunyai cita-cita melebarkan sayapnya, terus menuju Negara Cirebon. Langkah pertama juga secara berdagang, lama kelamaan dapat hubungan dengan ratu Cirebon dan juga dapat campur dengan urusan pemerintah Cirebon, sampai ratu cirebon tunduk kepada Kulit Putih sebagaimana seperti ratu sepanyol.

Kulit putih terlalu terus hubungan dengan Negara Banten sampai ratu Banten tunduk kepada kulit putih.

Terus mrajalela hubungan lagi ratu Jawa Tengah Lumajang, kediri, demak db. Semua para ratu yang tunduk kepada Kulit putih peraturan pemerintah tahan diatur oleh kulit putih.

Setelah para ratu pulau Jawa tunduk kepada Kulit Putih, baru saja Kulit Putih masuk kedarah kraton mataram.

BAB VII

Pada waktu itu sudah masuk dalam daerah kraton mataram yang daerah tersebut dikuasai oleh ratu sentot. Pada waktu itu sentot sudah sampai usia, dan peraturan pemerintahan masih menjalankan menurut kakaknya (P. Diponegoro). Lama kemudian Kulit Putih (Belanda) dapat hubungan dengan Ratunya (Sentot), dan dapat sampai campur tangan urusan pemerintahan sampai sentot tunduk, sebab diancam oleh Belanda apabila tidak tunduk tanah Jawa akan dibuat tanah abang lemah irengan, terpaksa ratu sentot tunduk kepada peraturan Belanda.

Setelah sentot tunduk, Belanda membuat peraturan baru :
 Melarang agama Islam disiar-siarkan
 Melarang membaca Qur’an
 Agama supaya diganti agama Nasroni

Peraturan baru belum dilaksanakan secara puas (luas), seketika ketahuan Pangeran Diponegoro sarombongannya.

Pada waktu itu Pangeran Diponegoro ngeluh kesah, terus P. Diponegoro menyerahkan jabatannya kepada sentot, purak purak akan mengasokan dir, sebab mengingat situasi kraton mataram hawanya(suasana) panas.
Lalu P Diponegoro meloloskan diri ke Negara Tegalreja. Dinegara Tegalreja P. Diponegoro menjalankan siasatnya kepada semua lapisan

 Kepada lapisan masrakat islam
 Kepada lapisan masrakat Kaumbinasi

Adapun propaganya kepada lapisan Islam, menuju langgar-langgar setiap masjid, setiap pondok pesantren, adapun propagandanya enak sekali, propaganda kepada masyarakat islam memakai pantun (tembang) di bawah ini :
S I N O M

Gong alit penantung yuda
Bibit pasir sunwastani
Bendenana wong sajaman
Ora bakal sun unduri
Senajan mlebu geni
Nganti angairu awu
Pengarane pendok warna
Blumbang alit tur persagi
Saumure during ngandel wong ngawula

Arti :
Gong alit tinantang yuda itu : bende tapi bukan bende gong perunggu, bende itu asalnya/ bibitnya : dari pasir yaitu dipandang pasir, dinegara jajiratul arab di mekah. Sebab dijajiratul Arab ada samodra pasir, ditengah-tengah samodra pasir adalah distulah pancuran wahyu illahi. Yang sekarang rim. Jadi bende tersebut yang bibitnya dari pasir yaitu Qur’an.

Setelah para kaum islam mendengar keterangan tembang tersebut, lalu ada penarian dari P. Diponegoro. Menerangkan bahwa ratumu sudah tunduk kepada peraturan Belanda, ima pemerintahan ima agama seakan akan agama islam akan ditumpes (diganti agama lain).

Lalu P. Diponegoro menanyakan seluruh masyarakat islam.
Jawab : Tidak terima sekali dan tidak rido.

Seterusnya masyarakat islam ditari oleh P. Diponegoro. Berani / tidak membrontak/ ngorak arik kraton mataram.
Jawab masyarakat : Berani asal dipimpin beliau

Lalu P. Diponegoro menyuruh kepada masyarakat islam menunggu slompret berbunyi (Komando) P. Diponegoro akan mencari puncuk dadakan untuk membrontak. Terus propaganda kepada lapisan ke II (kaum binasi. Menuju ketiaptiap desa tiap kep. Desa (Penghulu).

Propagandanya dengan sair bunyinya sebagai berikut :
Jika kamu tetap tinggal diam
Nyatalah hanya kamu chiyarat
Pada tanah air
Bangsa dan igama
Berdosa berdosa kamu semua
Singsingkan lengan bajumu
Julurkan dua tanganmu
BAB VIII

Terus P. Diponegoro mencari dadakan, kebetulan Belanda akan membuat jalan kereta api, sekitarnya kraton mataram. Jalan kereta api menrajang kuburan (makamnya para leluhur) luluhurnya kraton mataram. Dilarang oleh P. Diponegoro tidak mau. Belanda tersebut bernama : Penderplas, Belanda tersebut mengancam kepada P. Diponegoro.

P. Diponegoro segera membuka perjanjian kepada para lapisan masyarakat lalu membunyikan selampret.

1. Doli dobret : Persiapan
2. Doli dobret : Berangkat
3. Doli dobret : Berkumpul disekitar kraton
4. Doli dobret : Bertempur (menyerang)

Kraton mataram keadannya mawud-mawud seperti kapuk silamba lamba, semua pegawai-pegawai kraton dalam istara, keluar melarikan diri mencari persembunyian dimana tempat untuk menjaga keslamatan diri.

Antara lain ada 4 orang yang melarikan diri bersama sama, dan dua (2) orang anak ratu mataram yang bernama Adipatianom dengan isterinya, dengan mengendarai kuda boncengan. Peperangan terus menerus sampai lama 5 tahun. Peperangan di Jawa Tengah 3 tahun

Adapun empat (4) orang tersebut sampai didesa yang sekarang desa Adipasir.

Adapun 4 orang tersebut ialah :

1. Pangeran Suradipraya, selaku embank-emban dl : istana
2. Kyai Jlantah : Pimpinan Alim ulama dl : istana juga mempunyai kawan yang bernama kyai Branjawangsa (Kyai Gajah Nglayang) nama Gajah Nglayang, bermakam di Rakit
3. Kyai Bunut, selaku empu jimat dalam kraton mataram. Keris, tumbak dsb. Mempunyai kawan bernama :
4. Kyai Budug, selaku niyaga gamelan dalam istana, menjadi tukang gong. Lain gong prunggu tapi gong bambu. (bumbung). Sampai gong itu kebawa ke desa Adipasir. Sebab gong itu tidak dapat jatuh dari hidungnya, sebab gong tersebut terbalut-balut kotoran (umbel) dari hidungnya kyai bunut, yang sudah berwindu-windu lamanya

BAB IX

Adapun 4 orang tersebut di atas dapat di desa yang sekarang nama Adipasir, dand apat hubungan dengan manusia yang asal dari desa itu, dan selanjutnya setiap hari / malam mereka berkumpul di situ dan tempat untuk berkumpul menetap yang sekarang didiami oleh Bapak Muswari.

Adapun tujuan berkumpul merunding menjaga kesalamatan apabila ada serdadu Belanda memburu barisannya P. Diponegoro, juga merunding kode apa apabila melarikan diri dapat berkumpul satu tempat.

Pada suatu hari kumpulan diteruskan perundungannya, akhirnya P Suradipraya sebagai ketua (Tua-tua), kumpulan tersebut, tibatiba terbuka hatinya teringat kepada momongannya yaitu anak ratu Mataram yang bernama Adipati Anom dan isterinya yang melarikan diri dengan mengendarai kuda boncengan dengan permaisurinya.

Sewaktu itu juga P Suradipraya mengucap suara keras dalam kumpulan itu, suaranya : Aku due panemu, duwe taksiran yen dina iki P. Adipatianom lan ingkang garwa tedak rawuh ing kene.

Keadaan Adipati ANom dengan istrinya naik kuda dan larinya menyusul larinya empat orang tersebut ke Karang Pucung, tanah itu beratus-ratus pohon pucung, yang sekarang tanah itu dinamakan Pucung Kerep. Pada waktu sekarang yang untuk bangunan SD N 1 Adipasir da SMP N 1 Rakit.

Kuda tersebut sampai di Karangpucung lalu mogok tak mau jalan. Sang Adipati kesuh hatinya, karena kudanya mogok, lalu sang Adipati ANom menengok ke belakang seketika itu terkejut, sang permaisuri tidak ada.

Lalu kuda dikembalikan disuruh supaya menyusul dimana letak jatuhnya permaisurinya. Kuda terus belok kembali dimana jatuhnya Sang Putri. Sampai di tanah Luwung di pinggir pereng disitulah kuda berhenti. Lalu Adipati ANom turun dari kuda menengok di jurang tanah Luwung itu. Tiba-tiba kelihatan Sang putrid baru duduk sambil menangis di pinggir belik sambil memangku kantongnya.

Sang Adipati segera mendekat / menemui Sang Putri. Sebab apa kau disini nini ? dan apa yang kau pangku ?

Jawab sang putri : Saya jatuh di atas tanah ini yang Luwung, tak ada apa-apanya. Dan kantong ini berisi mas intan mutiara barlian (perhiasan)
Kata Adipati Anom dengan keras : Harga hiasanmu dan harga nyawamu mahal mana ?

Adipati Anom lalu menyuruh supaya hiasan itu dimasukkan ke dalam belik itu. Sang putri disuruh naik kudanya dengan Sang Adipati terus menuju dimana sembunyinya 4 orang tersebut di atas.

Setelah naik kuda, kuda berlari dengan cepat menuju tempat sembunyinya 4 orang tersebut. Seterusnya tempat (tanah) jatuhnya Sang Putri yang sekarang dinamakan desa Luwung.

Adapun sumur (belik) yang untuk menyimpan hiasan dulu airnya kadang aneka warna, merah, kuning. Tetapi sekarang sumur itu bahkan didirikan Mushola

BAB X

Pada suatu sewaktu itu kumpulannya 4 orang dan mereka di desa Adipasir sebelum nama Adipasir belum bubar. Tiba-tiba ada suara kumrincing ialah sebetulnya kudanya Sang Adipati Anom yang boncengan putrinya, semua orang yang berkumpul keluar dari rumah kumpulan itu.
Tiba-tiba ternyata suara tersebut, ialah betul kuda yang dikendarai oleh Sang Adipati ANom dengan istrinya. Semua orang terkejut dan tercengan melihatnya.

Setelah memberi salam kehormatan, lalu kembali ke tempat kumpulan. Semua orang menceritakan perjalanan yang sudah dialami / dijalani, mereka memberi suara keras dan bulat.

Bahwa Pangeran Adipati Anom dengan Sang Putri datang di desa ini menurut taksirannya Pangeran Suradipraya waktu tadi tak ada nisipnya. Maka dari itu dalam kumpulan akhirnya desa ini dinamakan desa : ADI PAS SIR.

Artinya :
ADI : Adipati
PAS : tak ada nisipnya (KLOP)
SIR : Taksir = sir Pangeran Suradipraya

Dikutip Dari :
Buku CIKAL BAKAL ADIPASIR
Karya Kyai Muswari – RT 02 RW 02 Adipasir

5 komentar:

  1. mantap bosss lengkap tenan silsilahe....

    BalasHapus
  2. Maaf critanya ngalor ngidul gak runut, era amangkurat tahun berapa dan perang diponegoro tahun berapa? Diponegoro yg dimaksud itu diponegoro yg mana? Nama adipati anom itu siapa dan apanya diponegoro? Gelar Kanjeng pangeran adipati (KPA) itu siapa? Kalau mau sejarah yg lurus dan laras silahkan datang ke mandiraja.

    BalasHapus